Kamis, 23 Juli 2009

Sungai-Sungai Bening, Temani Perjalanan Panjang


Sebelum memilih jalan ini, dan masih berada di lintasan di mana banyak manusia saat ini masih berada di dalamnya, saya selalu merasa sebagai orang yang biasa-biasa saja. Bahkan tepatnya ; cuek. Saya merasa tidak penting untuk peduli pada orang lain dan mengambil peranan apapun untuk mereka. Warna hati saya kala itu cukup buram, jika tidak disebut gelap. Sebuah pengalaman yang menempa saya membuat saya tidak begitu dapat percaya pada orang lain meski kadang tak jarang ada saja kawan yang mempercayakan beberapa hal pada saya, dalam hal ini tepatnya mereka banyak menjadikan saya tempat curhat.

Dalam perjalanan hidup selanjutnya, Sang Khalik mengantarkan langkah saya untuk mengayun pada jalan yang kini saya pilih. Sebuah jalan yang sepi dan tak banyak orang dapat bertahan di dalamnya hingga akhir hidup. Di jalan inilah saya berhadapan dengan begitu banyak orang dengan karakter mereka yang membuat saya banyak belajar. Saya belajar dari mereka yang selalu ’strong’ mempertahankan idealismenya hingga saya percaya pada kekuatan keistiqomahan. Saya belajar dari mereka yang gugur dalam jalan ini karena berbagai alasan dan membuat saya yakin bahwa orang-orang yang bertahan adalah orang-orang pilihan. Saya belajar dari mereka yang pernah terjatuh namun kembali lagi ikut bergabung dalam jalan ini, jadi saya tak ragu lagi pada hak Allah untuk menentukan hidayah. Selebihnya, masih banyak hal lain yang dapat saya pelajari dari orang-orang tadi.

Kebersamaan dengan orang-orang hebat di jalan ini terkadang perasaan tak pantas berada bersama mereka kadang menyergap. Teringat pada setiap noda yang belum diperlihatkan olehNya. Teringat pada kotornya jiwa yang hanya diketahui oleh Allah semata.

Terlepas dari itu, ternyata saya juga bisa belajar dari diri saya sendiri. Dan sayapun sadar, interaksi di jalan ini telah merubah warna hati saya menjadi lebih cerah. Menjadi lebih peka untuk melihat banyak hal. Membuat saya melihat dengan cakupan yang lebih luas dari pandangan sempit saya dahulu.

Saya terperanjat saat sadar tentang doa di sela sujud saat saya mengucap nama-nama itu dengan penuh pengharapan. Nama-nama yang sebenarnya tak punya hubungan darah apapun dengan saya. Nama-nama yang mungkin tak akan pernah memberi manfaat finansial sedikitpun pada saya. Nama-nama yang bahkan baru saya kenal atau bahkan baru saya temui. Tapi saya dapat berdoa kebaikan dengan begitu khusyu’nya untuk mereka. Saat itu saya yakin, warna hati saya telah berubah.

Terkadang saya sering malu saat berhadapan dengan mereka- adik-adik saya yang sanggup membakar semangat saya untuk lebih baik. Masya Allah..., seandainya mereka tahu siapa saya sebenarnya. Maksiat yang berlumur pada diri. Kealpaan yang senantiasa melingkupi. Kesia-siaan yang selalu menghiasi. Dan begitu banyak hal negatif lain yang hingga kini tetap saja tak mampu untuk saya hindari.

Sementara saya dapat begitu Pdnya duduk di hadapan mereka. Memimpin majelis dan berbicara tentang keindahan agama ini. Memberi nasehat pada mereka dan meminta mereka untuk tetap semangat menuntut ilmu. Sementara diri ini begitu tak pantas. Sementara diri ini begitu tak pantas. Demi Allah, diri ini begitu tak pantas !

Tak ada hal lain yang bisa menjadi alasan logis selain bahwa Allah menakdirkan saya untuk lebih dahulu lahir dari mereka. Selebihnya, saya tidak pernah yakin bahwa diri ini lebih mulia dari mereka. Mungkin bahkan diantara mereka sayalah yang paling banyak kesalahannya. Innalillah...

Tapi, begitulah ajaibnya jalan ini. Saat kita lelah dan serasa ingin berhenti, selalu saja ada jeda untuk beristirahat, mengambil setangkup air jernih dari sungai-sungai yang mengalir di samping-sampingnya. Sungai-sungai itu bernama saudari dan adik-adik saya. Betapa mereka selalu menjadi motivasi untuk memperbaiki apa yang ada dalam raga. Merekalah yang membuat saya kembali kuat berjalan dan melanjutkan perjalanan ini dengan langkah yang lebih mantap.

Terbayang saat nanti perpisahan datang. Sanggupkah saya tanpa mereka ?
Entahlah...

Buat semua saudariku seperjuangan,
Akhwat FUM Mks
Spesial untuk adik-adikku di SMK Telkom Makassar
Terima kasih untuk segalanya.
Seandainya kalian tahu siapa saya sebenarnya...



UHIBBUKIFILLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)