Sebab bisa jadi, kita akan bahagia dengan cara yang tidak pernah kita rencanakan
Perempuan itu, selalu nampak
tenang. Senyuman tidak pernah mahal tersungging dari bibirnya. Ia pun punya
otak yang cerdas dan tutur kata yang sopan. Mungkin, ia tipe orang yang memang mudah
untuk dikagumi, untuk disayangi.
Lalu waktu bekerja dengan caranya
sendiri. Mungkin, tidak pernah terpikirkan oleh dirinya bahwa episode
selanjutnya dalam hidupnya akan terjadi seperti itu. Tiba-tiba saja, sebuah
wacana mengemuka ditengah keluarga terdekatnya, tidak beberapa lama setelah ia
menuntaskan satu fase pendidikan formal. Ayah dan ibunya menyetujui sebuah
perkara yang begitu penting, tanpa merasa penting untuk mendengarkan
pendapatnya.
Ini tentang semacam perjanjian
antar dua keluarga. Entahlah, mungkin hanya diawali oleh canda-candaan, namun
ternyata berubah menjadi keseriusan. Ini tentang seorang pemuda yang
disebut-sebut akan sangat cocok jika disandingkan dengan seorang saudara
perempuannya. Tapi, apa mau dikata. Jika ternyata sang saudara perempuan ini
ternyata sama sekali tidak menerima hal-hal semacam polemik jaman Siti Nurbaya
itu. Sang saudara perempuan dengan tegas menolak, lalu dengan lincah membuat
keadaan menjadi berbalik.
“Tenang saja, jika tidak jadi dengan anak saya yang itu, saya masih
punya seorang anak perempuan lagi, yang ini bahkan lebih baik dari yang
sebelumnya”, begitu kira-kira ucapan sang Ibu.
Maka jelas saja, hal itu mengguncang hari-harinya. Bukan, bukan pemuda seperti itu yang ia inginkan. Bukan, bukan kabar gembira macam ini yang ia impikan. Bukan, bukan seperti ini yang selalu ia rencanakan tentang masa depannya! Tapi bumi terlanjur berubah menjadi sempit. Ia merasa ingin segera lari saja. Ada rumah seorang sahabatnya yang dahulu dengan nada bercanda ia sebut sebagai ‘tempat pelarian yang pas’, dan rasanya ia benar-benar ingin segera lari ke sana. Tapi berbagai ancaman mengemuka. Membuat gejolak penolakan hanya bisa terhenti pada bulir-bulir air matanya.
Tapi, bukankah baru disebut takdir jika ia sudah benar-benar terjadi?
Dengan segala sisa-sisa
keberanian dan kesempatan yang ia punya, ia tidak bisa berbuat banyak. Jika
kedua keluarga besar yang telah bersepakat itu tidak dapat lagi diganggu-gugat,
maka ia harus langsung bicara pada pemuda itu. Dan pembicaraan itupun menjadi
sedemikian aneh, saat lewat kabel telepon, kepada sang pemuda ia justru
bertanya; “Jelaskan kepada saya pembagian
tauhid!”
Namun ternyata, memang tidak semua perjuangan akan berakhir dengan kemenangan. Pada satu titik, ia merasa tidak lagi dapat berbuat apa-apa. Ia tahu betul, ada banyak orang yang akan kecewa di luar sana. Ia pun tahu, bahwa orang-orang akan menganggapnya gagal, menganggap apa yang selama ini diperjuangkannya menjadi sia-sia. Apa yang selama ini ia bangun dengan susah payah, seketika hancur, runtuh berkeping-keping karena satu peristiwa. Peristiwa singkat, yang sejatinya; berat.
Lalu pada suatu masa,
dipalingkannya wajah dari pemuda itu. Dengan mimik yang benar-benar kusut, ia
melontarkan nada yang jarang ia suarakan.
“Saya, membenci kamu!”
Pemuda itu diam saja. Hening
menggelayuti keduanya, hingga lelaki itu angkat bicara.
“Saya tahu,”, ujarnya, tenang. “Saya
tahu itu, tapi saya tetap merasa harus memperjuangkan ini. Justru sebab saya
pun tahu, kamu tidak boleh saya lepaskan.”, lanjutnya.
Lalu, akan ada masa dimana dia
harus pergi dari tempatnya lahir, dari tempatnya selama ini hidup bertahun-tahun.
Mungkin, itulah yang disebut dengan perjumpaan yang menyebabkan lebih banyak
perpisahan. Tapi, ia selanjutnya akan mendapati orang-orang di sekelilingnya
yang menerima ia apa adanya. Dan ternyata, ada beberapa hal yang tetap tidak
berubah. Mungkin, yang kemarin ia anggap hancur, tidaklah benar-benar hancur. Setidaknya, masih ada puing-puing yang akan bisa ia bangun kembali.
Lalu, apakah ia bahagia?
Entahlah. Yang jelas, ada banyak hati yang mendoakan kebaikan untuknya. Banyak
hati yang akan selalu ia rindukan, dan ia harap akan merindukannya.
Makassar, 4 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)