Rabu, 22 Februari 2012

Menangguhkan Mimpi


Dimasa-masa belakangan ini, masyarakat kita banyak disuguhi dengan semangat untuk mengejar mimpi. Dalam pengamatan saya pribadi, sepertinya hal ini dimulai dari booming tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata yang memang bisa menjadi motivasi dosis tinggi bagi siapa saja untuk dapat bermimpi, dan berusaha mewujudkannya. 'Demam' ini kemudian semakin membahana seiring dengan rilisnya novel based on true story lainnya, sebuah karya A. Fuadi; Negeri Lima Menara. Setelah itu, begitu banyak orang yang mulai 'terstimulasi' kemudian ikut menggaungkan pentingnya untuk bercita-cita setinggi langit, termasuk Agnes Monica, mungkin. #eh..

Tapi, izinkan saya memandang Laskar Pelangi dari sudut pandang yang berbeda. Selain tokoh Ikal, seorang anak kampung dari keluarga miskin yang berhasil menginjakkan kaki di Sorbonne itu, kita tentu mengingat sosok Lintang. Ya, terlepas dari kebenaran sosok Lintang di dunia nyata, nampaknya kita perlu menggali lebih jauh tentang tokoh ini. Baiklah, Ikal telah cukup nyata mengajarkan kepada kita tentang semangat pantang menyerah, bahwa ia mungkin tidak selalu menjadi yang terbaik dalam hidupnya, tapi ia punya cita-cita. Ia punya mimpi yang berusaha ia perjuangkan hingga titik darah penghabisan. Menjadi kuli, mengumpulkan uang sendiri di masa muda, merantau ke Jakarta dan kerja serabutan, hingga akhirnya bisa menjadi mahasiswa sambil terus bekerja dan mengumpulkan info beasiswa ke luar negeri. Hingga akhirnya berhasil menuju tanah yang diimpikannya, kemudian kembali berjuang di sana. Belum lagi dengan perjuangannya berjumpa dengan sosok cinta pertamanya, Aling. Semua perjalanan hidup Ikal itu berbicara tentang bagaimana meraih mimpi.

Namun lihatlah sosok Lintang. Ia digambarkan sebagai seseorang dengan 'kecerdasan bawaan'. Menguasai berbagai pelajaran-pelajaran eksakta dengan teramat cerdas dalam segala keterbatasannya. Menjadi yang terbaik di kelasnya, lalu menemui 'puncak prestasi'nya saat berhasil mengalahkan Sekolah PN dalam cerdas cermat. Namun, pada akhirnya, Lintang harus kembali kepada keluarganya. Ia menangguhkan mimpinya, bahkan hingga meninggalkannya sama sekali. Sebab ada adik-adik kecil yang harus ia nafkahi. Ada saudara-saudaranya yang kala itu tanpa ayah dan ibu, yang harus ia pertanggungjawabkan. Takdir hidup membawanya untuk berdamai dengan dirinya sendiri, dengan mimpinya yang tidak kunjung ia jadikan nyata.

Namun, apakah Laskar Pelangi membuat kita menjadi meremehkan tokoh yang satu itu? Tentu jawabannya tidak. Andrea Hirata secara tersirat memberitahukan kepada kita, betapa Ikal akan selalu menganggap Lintang sebagai sahabatnya yang paling hebat. Dalam salah satu dari tetraloginya itu, Lintang bahkan dihadirkan kembali sebagai tokoh yang berhasil merumuskan sebuah proyek yang rumit. Kharisma Lintang tetap saja ada, meski ia pada akhirnya tidak lebih dari seorang kuli tambang seperti masyarakat Belitong kebanyakan. Namun di mata dan hati Ikal, dan juga kita, Lintang tetaplah juara.

Nah. Jika pun tokoh Lintang memang tidak pernah eksis, saya rasa Lintang-Lintang lain dalam alam nyata ini memang benar-benar ada. Anak-anak dengan cita-cita besar yang kemudian harus mengambil langkah mundur sebab keadaan yang memaksanya demikian. Mungkin tanpa kita tahu, salah satu dari mereka pernah kita temui di lampu merah, atau di berbagai tempat manapun yang ada.

Lalu, jika kemudian kita adalah representasi dari Ikal yang mengejar mimpi dan meraihnya, apakah mereka yang tidak berhasil meraih mimpi, bahkan kemudian memutuskan untuk melupakan mimpinya sendiri, adalah orang yang patut kita anggap remeh, kita tertawakan? Tentu, tidak. Sebab mereka, justru adalah bagian alam semesta yang membuat segalanya menjadi seimbang. Sikap mereka, mungkin adalah sebuah wujud keimanan kepada takdir, untuk menerima bahwa memang ada beberapa hal yang sangat kita inginkan, namun tidak mungkin terjadi. Apakah mereka tidak berusaha? Eits, jangan terlalu cepat menghakimi! Cukuplah yakin bahwa mereka pun pasti telah menjalankan ikhtiarnya, namun bukankah usaha tidak selalu berbanding lurus dengan hasil?

Maka atas mimpi-mimpi mereka yang tidak terwujud, semoga bukanlah pertanda bahwa mereka telah mengkhianati mimpinya sendiri. Namun justru mengingatkan lagi kepada kita, bahwa bisa saja apa yang bagi kita baik, adalah hal buruk menurut Allah. Dan apa yang bagi kita buruk, justru adalah yang terbaik dariNya. Tidak semua hal bisa kita dapatkan. Tidak semua mimpi bisa kita wujudkan. Hanya saja, kita selalu punya kesempatan untuk memperjuangkannya. Semoga ini bisa menjadi penyeimbang atas segala semangat yang telah meletup, yang jika overdosis, bisa jadi membuat kita merasa pongah dengan pencapaian yang telah kita nikmati. Tanpa kita sadari, bisa jadi, itu semua justru kita dapatkan karena ada doa dari orang yang tidak pernah kita duga, bukan sepenuhnya dari usaha kita saja. Terlebih lagi jika kemudian berbagai usaha tersebut kita tempuh dengan jalan yang tidak benar, namun justru menghasilkan output yang kita dambakan. Maka berhati-hatilah! Sebab mungkin itulah bentuk pembiaran kepada kita. DibiarkanNya kita bersenang-senang dalam maksiat yang dibumbui berbagai hasil yang menyenangkan, lalu pada saatnya, dihempaskanlah kita pada pembalasan yang sebenarnya di akhirat kelak; istidraj. Naudzubillah.


Seindah apapun mimpi yang menjadi nyata, ia adalah percuma tanpa kesyukuran yang mengikutinya. Dan seburuk apapun kenyataan yang membuat kita menangguhkan mimpi itu, mungkin adalah saat dimana sudah saatnya kita memperlihatkan, seberapa jauh kita paham akan makna kesabaran. Dan atas takdir orang lain yang kita saksikan, nampaknya kita hanya perlu satu hal; baik sangka.

*noteformyself :')
wahai diri, jadilah manusia yang lebih baik!

kamar Indy, 22/2/12
original pic by nonneta http://nonnetta.deviantart.com/art/Victim-of-a-dream-120673521

3 komentar:

  1. sang pemimpi~
    kejarlah mimpi-mimpi itu...!! fight!

    BalasHapus
  2. setuju,,, sedih klo liat mereka yg berpotensi tapi mash dibwah garis kemiskinan dan tak bisa menaruh harapan pada pelangi.. ehehe

    salam kenal..
    Banyak cara yang wajib disyukuri alhamdullillah...
    Mimpi mereka siapa lagi klo kita yg membantu...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)