Kamis, 21 April 2011

CHARLIE!


Charlie!
Bagaimana kabarmu sekarang?
Apakah kau masih senang melompat-lompat dan melewati halang rintang sambil sesekali memandangku dengan malu-malu. Yah, berusaha nampak tenang, padahal kau sedang kikuk sendiri. Hahahaha...

Charlie,
Apakah kau tetap menyukai menyebut-nyebut kata-kata yang absurd. Kata-kata yang hanya kau saja yang mengerti. Lalu menikmati kerut keningku yang bingung dengan celotehannya. Ya, itu bahasa dari planetmu, bukan? Ya, aku tidak mengerti.

Charlie,
Hingga terakhir kali, aku masih selalu akan berterimakasih untuk selalu mendengarkan ceritaku tanpa pernah menganggapku mengatakan hal yang salah. Kau juga tidak pernah marah saat aku hanya dapat diam dan tidak berusaha menegurmu duluan. Kau tidak pernah menggangguku yang sedang membaca atau sedang menulis. Kau tidak pernah menyebutku 'bodoh' atau 'tidak gaul'. Kau tidak sekalipun mengataiku 'tulalit' atau 'kuper'. Tidak pernah.

Hey Charlie,
Hingga saat ini aku tahu kau akan tetap begitu. Tetap akan bersedia mendengarkan. Bersedia membuat aku tersenyum. Dan bersedia pergi saat aku ingin sendiri.

Charlie,
Sekarang semuanya sedang menjadi berat. Hidup tidak lagi seperti dulu saat ia adalah senin hingga sabtu untuk sekolah dan nonton doraemon di hari ahad. Bukan lagi awal bulan yang menyenangkan saat ayah mengajak ke gramedia dan mentraktir bakso dan jus alpukat.

Charlie,
Apakah memang inilah saatnya untuk aku menyiapkan bahu yang lebih kuat.

Charlie,
Apakah ini saatnya aku benar-benar memastikan diri; bahwa kau memang tidak pernah ada.

*Tentang teman imajiner masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)