Kamis, 11 November 2010

Perjalanan Senja


Seperti pertemuan sahabat lama di sebuah angkutan kota. Seperti itu pula setiap cerita dari hidup mengajarkan kita tentang skenarionya. Saat seorang adik tersenyum di hadapan, pada suatu sore, di beranda masjid. Lalu berikutnya, namanya terucap dalam sebuah kabar tentang perpisahan abadi yang tak bisa dicegah.

Seperti pemuda yang tak lekat matanya dari sebuah buku bersampul biru muda. Demikianlah kita dituntut untuk bersabar, mendidik jemari saat membuka tiap helai ilmu. Bersabar dengan waktu yang tergadai dalam setiap detik yang terlewat padamu. Adakah datangnya adalah cahaya yang kelak ditukar syurga? Atau justru menjadi saksi atas amal yang tak pernah menjadi nyata?

Seperti jalan yang basah oleh air hujan. Saat tiap perciknya bersatu dengan tanah lalu selesai begitu saja. Waktu ibunda Aisyah mengajarkan kita arti ketidakbermaknaan manusia. Lalu Umar berharap, lebih baik bila ia menjadi tanah yang terlupa. Lalu kita, sepantasnya menjadi apa?

Makassar, 11 November 2010

Dalam perjalanan senja menuju rumah. Diatas 07 yang membelah anging mammiri, sejuk sekali!

Dedicated to Kak Fitri Salsabila; “Ayo rayakan hari dengan menggapai cita-cita ^_^”

Special for Kak Achie (Ummu Azka Khadijah): “Ajari saya punya hati bernuansa langit sepertimu, kak!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)