Kamis, 02 Mei 2013

Per-ca-ka-p-an


Jangan beri tahu siapa-siapa tentang ini...”, ucapnya, lirih.

Langit sedang tidak biru. Hujan merintih satu per satu. Menyisakan tanah yang basah dan bau khas.

Aku telah membaca banyak hal tentang mimpi dan motivasi. Mereka, orang-orang yang memotivasi itu, menyebutkan cita-cita luar biasa yang seperti menggantung di langit yang paling tinggi. Hebat sekali.”, lanjutnya. Datar-datar saja, tanpa semangat.

Tapi pada titik ini, aku mencoba untuk menginsyafi. Hmm... ternyata...”, ia menghembuskan nafas pada huruf terakhir ucapannya.

Ternyata aku masihlah gadis kecil belasan tahun yang lalu. Dan tahukah, mimpiku ternyata adalah mimpi belasan tahun yang lalu itu. Semesta dan orang-orang saja yang berganti di sekelilingku.”.
Aku beruntung,” ucapnya, ada senyum di sudut bibirnya. “Aku sekarang berada dalam kondisi yang dapat mewujudkan mimpi itu.”, lanjutnya.

Aku tidak mengerti


Aku hanya tidak mengerti. Pada sepasang manusia yang saling mencintai sejak lama. Mereka bahagia, atau setidaknya nampak bahagia saat melalui masa-masa yang menyenangkan. Tapi, mereka seperti memutuskan untuk ditinggalkan, atau memutuskan untuk meninggalkan, saat kondisinya tidak lagi sama.”, ia mengerutkan kening.

Atau jangan-jangan...”, air matanya mulai menggenang. “Itu bukanlah cinta? Atau justru itulah ekspresi cinta mereka yang sebenarnya?”, meneteslah bulir bening itu dari matanya –berlomba dengan tetes-tetes hujan.

Aku hanya berpikir, semuanya mungkin akan lebih mudah jika aku berada di posisi yang lain.”, tangisnya mereda. Yang mendengarkannya hendak mengulurkan usapan lembut untuk menenangkannya.

Lamat-lamat ia mendengar sebuah ayat di telinganya. 
Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha..

Jangan!”, ia menyanggah usapan itu, “Aku sudah terbiasa mengusap air mataku sendiri...”, ucapnya.

"Banyak hal bisa saja habis. Kecuali kesabaran.", lanjutnya.

Lalu seseorang datang membawa roti yang enak, beberapa saat setelah air matanya mulai mengering. Ia tersenyum sambil mengunyah. 

Mungkinkah ini cara untuk menghiburku, Tuhan?”

Makassar, 2 Mei 2013

1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)