Sabtu, 25 Mei 2013

Saya Mulai Menyukai Anak Ini

Ya, saya mulai menyukai anak ini. Lalu kemudian berandai-andai, suatu saat kami akan bertemu dalam perjumpaan yang tidak disengaja. Mungkin di angkutan kota? Atau di toko buku? Ataukah di masjid sehabis shalat? Entahlah. Toh, itu hanya ada di angan-angan saya. Tapi jika itu benar-benar terjadi, saya akan sangat menikmati mencuri pandang kepadanya. Mendapati wajahnya yang berhias senyum yang ramah itu. 

Dia, setidaknya mengingatkan saya pada dua orang. Yang seorang adalah seorang kawan yang lembut tutur katanya. Wajahnya selalu tampak tersenyum dan auranya selalu terasa begitu lembut. Dia adalah hangat yang bisa melelehkan saya yang sering membeku. Entah apa yang ia pikirkan tentang saya, tapi tentangnya, saya akan selalu mengingat keteguhan dan kebesaran hati. Kehebatannya dalam memaafkan, kehebatannya untuk dapat bergaul dengan siapa saja, dan -ini yang paling penting; semangatnya untuk menebar manfaat.

Yang seorang lagi adalah seseorang yang sangat manis. Wajah itu.. Ah, sama saja! Selalu nampak ceria. Seolah-olah ada bintang gemintang yang selalu berkelap-kelip di atas kepalanya. Membuatnya nampak sumringah, namun di waktu yang sama juga penuh ketenangan. Tidak ada yang menyangsikan kecerdasannya, namun ia adalah tipe orang cerdas yang sangat memesona itu; menjadi cerdas tanpa harus membuat orang lain terlihat bodoh. Betapa saya menyukainya. 

Maka sosok yang ini menggabungkan dua orang diatas. Luar biasa. Dia bukan hanya pintar, cerdas, tentu ia punya manajemen waktu yang baik. Dia pun seorang pejuang, bahkan mungkin tidak berlebihan jika menyebutnya sebagai pahlawan. Semakin lama dan dalam menyaksikan dirinya, maka rasa itu saja yang terus menerus muncul; saya mulai menyukai anak ini.

Jika ia adalah warna, rasanya tak cukup menggambarkannya dengan satu warna saja. Sebab ia begitu kompleks; dengan ketenangan, keceriaan, keahlian berbahasa, keterampilan bergaul, kepekaan rasa, sensitivitas yang tinggi, dan.. sesekali saya mendapatinya menggalau pula. Tapi tak mengapa, toh itu adalah hal yang wajar untuk usianya. Dan ya! Dia juga adalah seorang pemberani yang sangat-sangat jujur. Dia punya kemampuan yang baik dalam mengolah kata, namun itu tidak membuatnya menjadi tergoda untuk bergenit-genit dalam merangkainya; saya justru lebih sering menemukan kejujuran, namun tetap masih memerlukan kemampuan membaca lebih 'dalam' untuk menemukannya. Untungnya, ada jalinan benang merah yang dapat saya untai dari berbagai macam tarikan-tarikan. 

Saya berharap bisa berinteraksi dan berkenalan dengannya. Saya masih malu-malu. Meski saya tahu, dia pasti dapat dengan mudah mencairkan kebekuan yang saya ciptakan sendiri. Tapi, saya masih perlu menentukan waktu yang tepat. Seperti biasa, overthinking membuat saya mempertimbangkan dan memprediksikan langkah setelah langkah setelah langkah. Lama. Jika dia jadi saya, mungkin dari kemarin-kemarin kami sudah saling tahu. Ah, sudahlah...

Jika kamu sama seperti saya, saya yakin kamu pun akan mudah menyukainya. Hmm.. Hey.., jangan-jangan kamu sudah lebih dahulu menyukainya pula? Hahaha.., saya tidak sabar menantikan bagaimana kelanjutan cerita ini! Akhir-akhir ini prediksi saya lumayan bagus, semoga kali ini pun begitu. 

Makassar, 25 Mei 2013
Tentang seorang adik yang cantik, apakah titik kita akan bersinggung suatu masa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)