Sabtu, 17 Desember 2016

#IStandWithAleppo

Dalam konflik yang menimpa saudara-saudara seiman kita di belahan bumi lainnya, kita dapat melihat betapa anak-anak selalu menjadi korban yang utama. Lalu hari ini teropong kita berfokus pada apa yang menimpa anak-anak Suriah. Mereka hidup dalam ketidakmengertian, ketakutan, kedinginan dan kelaparan. Mereka terus bertanya-tanya, atas dosa apa rumah mereka diratakan, mengapa harus terusir dari tanah kelahiran, mengapa ayah dan ibunya dibunuh, mengapa abangnya diculik, dan kakak perempuannya diperkosa: di depan mata! Mereka menjadi korban utama, yang kita hitung nominalnya dalam sebutan jumlah nyawa-nyawa yg melayang, ataupun yang hidup dalam luka trauma yang menganga. Dan atas dasar keimanan, mereka adalah saudara kita, adik kita, anak-anak kita. Dengan logika apapun, kita tidak akan mampu mengerti, bagaimana mungkin wajah-wajah polos itu bisa menjadi sasaran?

Lalu saat kita menengok pada negeri kita, jangan sampai kita lengah dan tertipu dengan 'kedamaian semu'. Jangan sampai kita berbangga dengan hidup yang tenang, lalu membandingkannya dengan kondisi negeri Islam di Timur Tengah yang tak lekang dengan gejolaknya. Sebab bisa saja apa yang terjadi di negeri mereka itu adalah sebab mereka 'maju' dan menunjukkan kebenarannya, sementara kita -negara dengan kuantitas muslim terbesar di planet ini, masih saja adem ayem dengan segala pembenarannya.

Kita tidak berdoa untuk turut merasakan konflik yang sama, naudzubillah. Namun dari Suriah kita belajar, bahwa jangankan sikap yang salah dan gagal paham, bahkan aksi diam dan tidak peduli pun, bisa jadi adalah awal penyebab kehancuran.

Semoga Allah melindungi kita.

#IStandWithAleppo
Makassar, 18 Desember 2016

pict from: here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)