Kamis, 26 Januari 2012

Perjalanan, dan Sesuatu yang (Jangan) Kamu Lupakan


Sebab dalam sebuah perjalanan, tujuan terkadang tidak menjadi utama. Tapi, rangkaian langkah dan berbagai hal yang kita lewati, memberikan lebih banyak pelajaran.

Seberapa sering kita melakukan sebuah perjalanan? Sangat sering, sepertinya. Mulai dari yang paling simpel, hingga yang begitu penting. Mulai dari perjalanan rutin menuju sekolah ataupun tempat kerja, hingga perjalanan yang tidak terlupakan; menuju tanah-tanah asing, tempat-tempat keren yang belum pernah kita jamah sebelumnya.

Namun, aha! Seperti yang banyak orang katakan, terkadang tujuan tidak lagi menjadi penting, manakala kita dapat begitu menikmati rangkaian perjalanan yang sebenarnya. Menyaksikan berbagai macam pemandangan yang indah, bertemu dengan orang-orang baru yang menyenangkan, ataupun pengalaman ‘pertama kali’ yang membuat kita terkagum-kagum.

Maka layaknya hidup, ia pun adalah rangkaian perjalanan. Saat kita lahir hingga menutup mata. Oleh Allah, kita lalu ditakdirkan melewati banyak hal dalam perjalanan kehidupan kita. Kita bertemu dengan banyak orang dengan banyak karakternya. Mungkin, ada yang begitu cocok dengan kita, namun tak jarang ada pula yang begitu menyebalkan. Selebihnya, mungkin adalah orang-orang yang kita temui-lalu kita lupakan.

Dengan orang-orang ini pun, rangkaian perjalanan hidup tadi kemudian menjadi kompleks. Ya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa tidak, harus bersinggungan dengan makhluk lainnya. Dengan manusia lain, persinggungan ini menjadi tidak semudah persinggungan dengan tumbuhan atau hewan. Sebab, ada perasaan yang terikut di dalamnya. Setiap kita menjadi tidak bisa semau-guweh untuk memperlakukan seseorang, sebagaimana kita pun mungkin akan tidak nyaman bergaul dengan orang yang berbuat seenak udelnya.

Dengan manusia, kita mengatur kata-kata, menempatkan kalimat dengan benar, bahkan hingga harus belajar berekspresi yang membuat orang lain nyaman. Komunikasi secara langsung, atau lewat telepon, juga lewat tulisan di atas kertas surat, di chat-room, atau di layar sms, pun berbeda-beda lagi masalahnya... Baiklah, sampai pada titik ini, kita semua mungkin akan setuju bahwa begitu kompleksnya hal-hal yang menyangkut hubungan antara manusia.

Dan sampai pada paragraf ini, saya mulai bingung kemana tulisan ini akan berujung. Hadduh...

Baiklah. *Mencoba mencari fokus*

Pernahkah suatu waktu kita tiba-tiba lupa pada suatu hal yang ingin kita lakukan? Atau ingin kita ucapkan? Saya, terkadang lupa dengan apa yang ingin saya tuliskan! -__-“

Ya, maka demikianlah ‘kertas-dan-pena’, dalam apapun bentuknya (konvensional ataupun digital) membantu kita untuk mengingat itu semua. Nah, hubungan dengan manusia lain pun terkadang demikian; kita kadang lupa pada sesuatu yang harus kita sampaikan kepada seseorang.

Atau mungkin kita memilih untuk tidak menyampaikannya. Lalu kemudian tanpa sadar, ternyata orang tersebut telah terlebih dahulu tau (atau setidaknya menerka-nerka) apa yang kita maksudkan. Lalu... lalu... kita memutuskan untuk tidak menyampaikan apa-apa. Hingga kemudian kita lupa.

Hingga kemudian kita lupa.

Hingga kemudian saya lupa, apa yang harus saya tuliskan. -__-. Aha! *tiba-tiba semangat* Semoga kamu... Ya, kamu yang sedang membaca tulisan ini! Ya, kamu! Jangan bingung dulu! Semoga kamu; tidak akan pernah lupa, hal penting yang harus kamu sampaikan! Sebab kamu akan menyesal, seperti saya yang akhirnya menutup tulisan ini dengan hikmah yang entah apa. Hmm..., ingatan itu terkadang memang mahal, kawan. :)

Rifa'ah'sWritingZone, Januari 26 '12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)