Rabu, 30 November 2011

Finally, Tahun Kelima di Kampus Merah

Pagi ini, ingatan saya langsung tertuju pada benda itu. Saya hanya ingin memastikan, kapan tepatnya saya menginjakkan kaki pertamakali sebagai seorang mahasiswa di kampus merah. Tapi ternyata, benda itu –diary bersampul biru yang sudah penuh, tidak memberikan info tersebut. Disana hanya ada cerita tentang kali pertama saya mendapatkan kartu mahasiswa, lalu langsung meloncat ke cerita saat saya begitu stress di awal-awal perkuliahan di Agustus 2007. Tapi tak mengapa.

Yah, tahun kelima. Mungkin, tepatnya empat tahun lebih sekitar empat bulan. Maka cerita di tahun kelima ini tentunya ‘hanya’ menyisakan semester terakhir yang penuh dengan harapan. Harapan untuk mengakhiri masa kuliah S1 dengan baik dan sesuai dengan target pencapaian. Rangkaian penyelesaiannya mungkin tidak akan pernah lepas dari semester-semester sebelumnya, juga pada empat moment penting bagi mahasiswa tingkat akhir; seminar proposal, KKN, seminar hasil, dan ujian sidang. Dan bagi saya, keempat peristiwa itu, ternyata terlalui dengan caranya masing-masing.

Di seminar proposal, terus terang, saya merasa lumayan dibantai pada forum dua jam lebih itu. Kejadian itu akhirnya membuat saya semalaman merutuki diri yang di hari sebelumnya memutuskan untuk tidak mempelajari materi yang justru dipertanyakan saat seminar. Untuk moment KKN, sepertinya sudah cukup gamblang saya ceritakan dalam sebuah tulisan lengkap, ditambah beberapa tulisan-tulisan lainnya yang ditulis ditengah-tengah kegiatan KKN itu, Nah, untuk seminar dua, kisahnya diwarnai dengan semacam delay. Penundaan sebab kondisi kampus yang ditutup oleh huru-hara. Penundaan yang membuat saya mengalami semacam antiklimaks untuk persiapan seminar, tapi ternyata, dalam moment ini saya mendapatkan kemudahan (baca: tidak dibantai-bantai amat :p).

Finally, moment terakhir saya lewati kemarin (30/11). Akhir November yang hujan itu menjadi berbeda dengan hujan-hujan sebelumnya. Whiteboard kamar saya masih menyisakan tulisan ‘Road 2 The Wonderfull December’ yang memuat kalender bulan September, Oktober, dan November yang tanggalnya saya lingkar-lingkari dengan berbagai macam target; untuk kuliah dan untuk hal-hal lainnya. Setelah sebelumnya sempat give up karena peristiwa delay pada seminar hasil –yang menyebabkan saya nampaknya tidak dapat mengejar deadline untuk bisa wisuda bulan 12, ternyata masih ada jalan menuju ke sana. Ternyata masih ada injury-time buat saya untuk berlari-lari, bukan untuk mengejar bola, kau tahu, tapi untuk mengumpulkan berkas-berkas yang sebelumnya telah saya tatap dengan miris karena saya pikir tidak akan bisa masuk tepat waktu.

Bahkan diantara injury-time itu, saya masih belum dapat meyakinkan diri bahwa semuanya akan selesai dengan tepat waktu. Berbagai macam hal yang saya lalui selama perkuliahan telah mengajarkan saya untuk selalu menyiapkan diri pada kondisi terburuk, pada harapan yang tidak kesampaian. Dan untuk yang ini, saya tahu, mungkin menyakitkan jika terlalu tinggi bermimpi. Tapi ternyata semuanya dapat terkejar! Yah, terkejar dalam arti konotasi dan denotasi, sebab sejatinya saya memang banyak berlari-lari dalam prosesnya, baik dengan dua belah kaki ini, pun bersama rekan seperjuangan saya saat di atas roda-dua-nya, bahkan meski harus menerobos hujan di malam yang dingin.

Maka atas ini semua, saya tahu, kami –mahasiswa yang seolah begitu bernafsu agar bisa wisuda pada Desember, bukan hanya sekadar menganggap ini sebagai semacam selebrasi saja. Ini pencapaian. Ini target yang mungkin telah lama digadang-gadang, pun mungkin telah mengalami sekian kali penundaan atau pemakluman karena target sebelumnya yang tinggal kenangan. Namun, atas teman-teman yang belum mendapatkannya, betapa saya sadar, hal itu bukan karena mereka tidak benar-benar ingin atau tidak benar-benar berusaha. Tapi, tiap orang memiliki masalahnya masing-masing, dan mereka semua berusaha menghadapinya dengan cara terbaik. Beberapa kawan saya saksikan telah menghadapi banyak hal berat dan masih dapat tersenyum. Yang lainnya, saya tahu, telah memilih untuk mengerjakan hal lain yang mungkin mereka anggap lebih penting untuk saat ini. Teman-teman yang telah melewatinya terlebih dahulu pun, baik yang telah duluan ber-jas-krem-mahasiswa-Apoteker, maupun yang duluan menyelesaikan sidangnya, tetap berusaha memberikan support dan sama sekali tidak berubah. Maka semua itu, tetap tidak dapat merubah kesyukuran saya, betapa saya bahagia memiliki teman-teman seangkatan seperti mereka. Mixtura’07, i love you all, guys! :’)

Maka bagian favorit saya dalam skripsi setebal lima puluh tiga halaman itu, tetap saja berada lembaran ucapan terima kasih :p. Di dua paragraf akhir saya menulis;

Penulis sangat menyadari bahwa lembaran-lembaran ini tidak akan pernah cukup untuk mewakili setiap ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya, baik dengan sepengetahuan penulis, maupun yang telah membantu secara tidak langsung. Maka biarlah Allah Subhana Wata’ala, Sebaik-baik Pemberi Balasan, yang membalas semua itu dengan pahala yang tidak terhingga.

Ya, ucapan terima kasih tidak akan pernah cukup. Maka atas semua itu, secara khusus ucapan ini saya haturkan dalam doa yang semoga diijabah oleh Allah; Jazakumullah khairan katsiran; terkhusus kepada Ibu saya yang telah menenangkan saya saat meminta didoakan olehnya; “Mama sudah doakan kamu sebelum kamu minta, Nak...”. Juga kepada dua orang rekan seperjuangan yang telah teramat baiknya kepada saya; Tina dan Ainun. Di awal semester ini, kita pernah berbincang bertiga, dan tidak muluk-muluk untuk dapat wisuda tahun ini, lalu hanya menjadikan ‘bisa-daftar-apoteker’ sebagai target. Tapi kalian tahu, saya justru begitu optimis, sebenarnya bukan untuk diri saya sendiri, tapi justru untuk kalian, bahwa kalian dapat mendapatkan yang lebih dari itu.

Saya menyaksikan keduanya, selama ini, bukan hanya berkampus ria untuk diri mereka sendiri, tapi juga bersibuk-sibuk mengerjakan hal-hal lainnya yang secara kasat mata terlihat untuk kepentingan orang lain. Untuk itulah saya selalu salut, dan selalu yakin dengan janji Allah yang pasti kalian pun yakini... “maka Allah akan menolongmu, dan meneguhkan kedudukanmu...”. Ya, dan itu telah terbukti, bukan? Dan kalian pantas menerimanya. Sementara saya, mungkin hanya sekadar dapat melewati ini semua, karena doa-doa kalian yang diijabah.

Semoga ilmu kita bermanfaat. Semoga ilmu kita bermanfaat. Untuk kebaikan ummat. Aamiin...

Kamar saya, December 1 '11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)