Sabtu, 04 Januari 2020

♥️

Seumur hidup, tak pernah ada lelaki yang dekat denganku. Tidak bapak, tidak pula kakak lelakiku. 

Sejak paham tentang makna kesedihan, aku selalu berusaha mendekapnya sendiri. Membiarkan malam dan sepi menjadi saksinya. Dan menangis bersama diriku sendiri. 

Hingga Allah menakdirkanmu datang. Merentangkan pelukan dan menawarkan bahu untuk bersandar. Menyeka air mata dan menjadi saksi atas segala rapuhku yang ada. 

Mungkin kini kau adalah manusia yang paling mengetahui tentang aku, melebihi orang tuaku sendiri. Hanya empat tahun kebersamaan hingga sekarang, tapi mungkin telah kau saksikan segalanya. 

Sebuah pesan cinta yang kau tulis di selembar kertas bekas dengan krayon anak-anak ini, saat hatiku tengah kelam, dan kau bertanya mengapa denganmu begitu mudah aku terluka. Dan mungkin, itu sebab aku kembali jatuh cinta kepadamu lebih dalam lagi. 

Terima kasih, sayang. 

Diri dan hatiku mengaminkan dengan penuh. Semoga bersama kita di dunia, hingga berkumpul kembali di surga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)