Sabtu, 07 Januari 2017

Safar Bersama Bapak

Kalau ditanya apa moment yang paling dirindukan bersama Bapak.. saya akan menjawab: safar!

Dulu, Bapak punya jadwal kegiatan tiap enam bulan yang mengharuskannya berkumpul dengan sejumlah orang dari seluruh Indonesia di satu daerah. Daerahnya ini pun berubah-ubah tiap jadwalnya. Oleh panitia kegiatan itu, diberikan pula fasilitas untuk istri mendampingi suami mereka. Karena Mama tidak bisa, jadilah saya dan adik bergantian mendampingi Bapak.

Saya sudah pernah dapat 'jatah' ke Malang, Aceh transit sikit di Medan, Riau, dan Banten. Saya ingin sekali ke Jogja tapi pas ke sana ternyata yang dapat jatah adik saya. (Setelahnya ternyata saya kebagian kesempatan perjalanan lain ke KL, Pattani, Bangkok, dan Ho Chi Minh). Ketemu sama ibu-ibu istri teman Bapak yang hobi foto-foto dan shopping ke pasar di daerah manapumon kami berada. Saya sih ikut mereka saja..

Saya kangen bersama Bapak di ruang tunggu bandara. Kadang Bapak mengajak saya menunggu do lounge salah satu penerbangan yang selalu dia pakai. Saya makan puas aneka kue dan minuman, tidak mau rugi karena makan berapapun bayarannya tetap sama.

Saya kangen duduk di samping Bapak di pesawat. Bapak selalu mempersilakan saya duduk di kursi dekat jendela karena saya senang pemandangan langit dan awan. Bapak lebih banyak tidur di perjalanan, memasang headset yang tidak disambungkan dengan apapun, dan memesan jus guava saat pramugari menawarkan minuman.

Saya kangen tiba di penginapan dan membantu Bapak beberes barang-barangnya. Jika bertemu kawannya, Bapak akan memperkenalkan saya sebagai putrinya. Jika dijemput dengan mobil oleh panitia, Bapak selalu meminta saya ditempatkan di kursi depan samping supir, agar tak perlu berjejalan dengan bapak-bapak lainnya di kursi tengah. Saya kadang dapat tugas menenteng ransel hitam yang selalu Bapak bawa saat safar. Jika Bapak membutuhkan saya, saya akan terus berada di sampingnya meski harus ikut dalam rombongan bapak-bapak, jika tidak, saya akan berada di antara para ibu-ibu, atau sekalian berjalan paling belakang. Saat Bapak lelah, Bapak akan meletakkan telapak tangannya di pundak saya. Saya tahu lelah Bapak tengah bertambah jika langkahnya makin pendek dan tangannya yang menyandar di bahu saya makin berat dengan cengkraman yang makin kuat. 

Saya kangen sarapan pagi di penginapan bersama Bapak. Makan aneka makanan dan melihat Bapak selalu suka mengambil satu piring khusus buah.

Saya kangen menikmati perjalanan balik ke rumah bersama Bapak. Biasanya kami singgah dulu beli ole-ole, Bapak memberi sejumlah uang dan meminta saya bertanggung jawab pada semua pesanan orang-orang rumah.

Saya kangen menyaksikan betapa disiplinnya Bapak mengabari Mama di rumah tentang apapun dalam perjalanan kami. Saat kami tiba di ruang tunggu bandara keberangkatan maupun kepulangan, saat kami tiba di penginapan, saat acaranya tengah berlangsung, atau disetiap waktu makan tiba. 

Saya kangen ketika akhirnya tiba di Makassar kembali bersama Bapak. Biasanya kami akan singgah dulu untuk shalat di masjid bandara. Lalu terus pulang hingga tiba di rumah.

Saya kangen.
Saya kangen sama Bapak.

Makassar, sambil nunggu Fayyadh bangun dari tidur paginya.
8 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)