Rabu, 09 Maret 2011

Pasti Susah Jadi Laki-Laki Jaman Sekarang!


Pasti susah jadi laki-laki jaman sekarang. Yah, itu yang terlintas di pikiran saya saat saya menyaksikan berbagai macam ‘sudut kehidupan’ yang diisi dengan hal-hal yang pasti menjadi ujian besar bagi kaum pria. Yah, wanita. Saat ini, hampir semua hal menjadikan wanita sebagai komoditasnya. Iklan di TV, di billboard-billboard di jalan, yang tertempel di tembok-tembok jalanan umum, juga di berbagai produk terkadang sama sekali tidak nyambung dengan wanita.

Mulai dari sabun mandi hingga mobil mewah. Dan dari kesemuanya itu, dengan sukses telah mempertontonkan aurat kaum perempuan yang seharusnya di jaga, atau paling minimal paras ayu yang dapat menggoda iman. Dan semua itu disuguhkan lewat berbagai media yang dapat dengan mudahnya untuk diakses. Bahkan ada juga yang kadang muncul sendiri tanpa diinginkan. Maka saat itu, bisa saja yang terjadi adalah; kemaksiatan bukan hanya muncul karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan! Belum lagi yang ‘tayang’ secara live di hadapan. Di tempat umum seperti angkot, jalan raya, pusat perbelanjaan, dan tempat lainnya, terutama di kota-kota besar.

Maka, perintah menjaga pandangan tentu saja menjadi perkara berat untuk dilakukan bagi para kaum adam. Tentunya, kecuali bagi orang-orang yang memang berusaha menjaga diri dan memposisikan pribadinya di ‘zona aman’ yang menghindarkan diri mereka dari konsumsi hal-hal yang dilarang tersebut.

Tulisan ini diambil dengan sudut pandang saya sebagai seorang perempuan. Bagi kaum hawa, hal yang berat dalam masalah aurat mungkin ‘hanya’ sekadar peperangan batin untuk memulai menutupnya sesuai syari’at. Berbagai macam pertimbangan, dari yang paling logis sampai yang tidak masuk akal kadang bermunculan di kepala perempuan saat keinginan untuk mengenakan pakaian takwa itu mulai menyapa. Tapi, ‘cukup’ dengan memenangkan perlawanan batin dengan diri sendiri, maka seorang perempuan telah berhasil menjaga pribadi dan kehormatannya.

Masalah kaum adam yang berseliweran dimana-mana terkadang bukan perkara yang terlalu sulit untuk diabaikan. Menundukkan pandangan menjadi hal yang tidak begitu susah untuk dilakukan. Sekali lagi, cukup berdamai dengan diri sendiri untuk menahan diri dari menikmati ‘pemandangan bagus’. Itu pun dengan kadar yang tidak terlalu ekstrim dan mengumbar syahwat. Hal ini mungkin tidak lepas dari kondisi psikologis perempuan yang lebih memperhatikan dirinya sendiri, daripada lawan jenisnya.

Berbeda dengan kaum pria, yang konon bersifat sebaliknya. Mereka lebih memperhatikan lawan jenis dan tidak begitu care pada penampilannya sendiri. Terlepas bahwa di masa kini bermunculan istilah lelaki metroseksual ataupun wanita-wanita yang kegenitan, tapi setidaknya hal ini merupakan kondisi –yang semoga saja, hanya bersifat kasuistik. Makanya, berangkat dari hal itu, di jaman sekarang seorang lelaki memang kudu berbekal filter yang mantap. Ilmu saja tidak cukup, tapi juga harus disertai dengan konsistensi untuk mewujudkannya dalam amal nyata; baik dalam keadaan ramai maupun saat bersendirian, apakah secara zhahir, atau hanya di dalam batin saja. Intinya, harus total! Sebab jika wanita cukup mengatur dirinya sendiri untuk dapat safe, pria tidak mungkin mengatur semua wanita (lain) untuk menutup aurat di hadapannya!

Sebenarnya nasihat ini memang bukan hanya kepada kaum pria saja, tapi juga tentunya untuk para wanita. Saling mengingatkan dan bernasihat memang penting agar kita dapat tetap terjaga. Agar kita tidak merasa sendiri dan terlalu terpuruk dalam keterasingan. Terserahlah orang banyak ingin menilai bagaimana kepada orang-orang (laki-laki dan perempuan) yang tetap menjaga batasan dan kehormatan diri seutuhnya. Selebihnya, biarlah Allah saja yang mengganjar dengan pahala berlipat. Pahala itu, tidak kita lihat kini, mungkin sebab itulah sering kita rasa berat dan enggan untuk meraih. Tapi pahala itu, akan kita dapatkan nanti. Di hari dimana tidak lagi ada amalan, dan hanya ada perhitungan. Hanya ada tanggung jawab atas pendengaran, penglihatan, dan hati yang kita guna. Wallahu a’lam.

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya, maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti itu.'" (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Tirmidzi) dia berkata, "Hadits ini hasan gharib." Abu Dawud dan Tirmidzi menambahkan, "Dikatakan kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima puluh orang dari kalian.'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)