Senin, 14 Maret 2011

Curcol Geje Part 2


Kadang ingin bertemu dengan orang yang seperti kertas; ingin mendengarkan curhatan apa saja tanpa pernah menanggapi apapun. Sepertinya, tulus sekali. Hanya mendengarkan. Seolah seperti teman lama yang rela memperhatikan dengan seksama sambil sesekali tersenyum saat kamu menceritakan hal-hal yang lucu. Atau ikut mengerutkan alis saat yang dikisahkan bukan sesuatu yang menyenangkan. Dan yang lebih penting adalah, setelah ia mengetahui segalanya, ia akan diam dan tak akan menceritakan hal itu pada orang lain, seperti kertas yang dilipat rapi setelah ditulisi. Lalu diletakkan dalam sebuah laci yang dikunci rapat. Aman!

Kadang mau juga menulis dengan lepas. Tanpa tendensi akan dinilai oleh siapa-siapa, bahkan tanpa berpikir kemanfaatannya. Tapi tidak boleh begitu yah? Semisal hanya menulis hal-hal yang terjadi sehari-hari saja. Tanpa ada ibrah atau pelajaran. Hmm... Tapi seharusnya memang segala hal pasti memiliki hikmah yang bisa dipetik darinya, bahkan dari sebuah buku harian sederhana sekalipun. Jadi kangen menulis di buku harian lagi...

Jaman dulu belum punya laptop, dan merasa ribet nulis di komputer, saya selalu menulis semua hal di buku harian, binder, dan sebuah notes kecil khusus buat nulis puisi. Tulisannya dibuat serapi mungkin, dan dibikin gaya-gayaan supaya menarik. Padahal, tidak pernah berniat untuk dibaca siapapun. Benar-benar buat kesenangan pribadi saja! Hmm.., rasanya ingin lagi menikmati sensasi itu!

Trus, karena ini judulnya GeJe, jadi sekarang mau beralih ke suasana lain lagi. Pas kemarin (lupa dimana) lihat pemandangan laut. Pasir putih. Langit yang biru bersih. Ada arak-arakan awan putih yang mirip isolat fungi di lab mikrobiologi (nah, malah ingat penelitian lagi...). Trus air lautnya yang bersih dan nampak bening. Hmm...menenangkan sekali!

Masa kecil saya sangat kota sekali sih... Masa main-main di luar rumah seingat saya juga cukup sedikit. Entah apa yang dulu membuat saya sempat jadi malas main sama teman-teman tetangga. Trus jadi betah sekali berdiam diri di rumah. Jadi kurang aktifitas fisik, apalagi interaksi dengan alam. Jadi sekarang suka mupeng kalau melihat anak-anak (biasanya di TV) yang pada berlarian di pantai, atau manjat pohon, atau metik-metik bunga trus dijadikan mainan. Padahal masanya sudah lewat, yah? Lagian tidak baik iri-irian juga... Kesannya jadi seperti tidak menerima takdir. Padahal dengan jadi anak rumahannya saya, pasti ada hikmah di baliknya. Amien... Hehehe..

Kalau berpikir ke masa depan, selalu bertanya-tanya akan seperti apa jadinya. Kadang, memutuskan untuk tidak usah berpikir ke sana. Takut jadinya malah panjang angan-angan. Takut jadi menjurus ke wahn-cinta dunia takut mati. Tapi mungkin tidak salah juga kalau punya target pencapaian yah? Atau memang kadang begitu nikmatnya bermimpi dan berandai-andai... Sejauh ini, sedang mencoba menyibukkan diri dengan hal-hal yang memang suduh cukup bikin sibuk, jadi tidak ada waktu untuk berandai-andai itu tadi. Takutnya malah jadi berpikir yang aneh-aneh.

Baiklah.

Dan tulisan ini pun menjadi asli GeJenya. Hmm.. cuma sekali-kali ingin menulis lepas tentang apa yang ada di isi kepala saja. Akhir2 ini baca beberapa buku dan tulisan-tulisan teman-teman blogger yang keren2. Lalu berpikir, betapa menyenangkannya bisa berbagi seperti ini. Berbagi manfaat lewat kata. Dan semoga benar-benar menjadi manfaat dunia akhirat, tidak justru sebaliknya.

Hmm.., pada akhirnya tulisan ini mungkin tidak ada manfaat apa-apa. Tapi semoga menjadi batu loncatan untuk tulisan yang (mudah2an) bermanfaat di kesempatan selanjutnya. (Daripada ndak nulis apa-apa, khan?). So, keep on writing!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)