Selasa, 25 Januari 2011

Teroboslah, Kawan! Teroboslah!


Hari ini saya ngampus. Menempuh perjalanan hampir satu jam dengan supir angkot yang sepertinya berambisi menjadi pembalap F1 di masa lalu. Tapi ternyata, apa yang saya targetkan untuk terselesaikan hari itu sama sekali tidak kesampaian. Dosen yang sekiranya saya harapkan hadir untuk ditempati konsultasi, ternyata belum datang sampai jam dimana saya harus kembali pulang ke rumah. Kecewa? Ya, sedikit. Kadang saya merasa sedikit kewalahan dengan segala keharusan-keharusan yang semestinya ditempuh untuk bisa menyelesaikan studi. Masalah teknis yang cukup mengganggu dan mematahkan langkah kadang terasa tidak tertahankan, dan kadang membosankan.

Dalam kondisi demikian, saya ditakdirkan oleh Allah untuk bertemu dengan seorang senior. Selanjutnya, percakapan kami berlangsung dan membuka mata saya, bahwa memang perjuangan saya belum berat-berat amat. Senior itu bercerita tentang dua mata kuliah –pilihan pula, yang menghadang rencananya untuk segera ujian sidang. Dua mata kuliah pilihan yang lalai ia batalkan, sehingga berubah menjadi harus segera ia lulusi. Dampaknya? Ia yang seharusnya dapat diwisuda tempo waktu lalu, akhirnya harus rela kembali menyusuri semester baru kedepan masih dengan status mahasiswa S1.

Ia bercerita tentang keadaan stress yang sempat menderanya. Tapi selanjutnya ia juga berucap tentang optimismenya bahwa inilah yang terbaik untuknya saat itu. Kawannya yang lain bertanya-tanya tentang bagaimana ia bisa kuat menghadapinya? Ia hanya tersenyum. Dan saya hanya dapat berdoa semoga Allah memudahkan tiap urusannya.

Dimasa-masa penyelesaian masa kuliah ini, rasa-rasanya deret praktikum yang telah ditaklukkan di semester-semester lalu seolah tidak ada apa-apanya. Perlu ekstra kesabaran dan semangat serta perjuangan untuk menutupnya agar segera husnul khatimah –lulus dengan nilai baik. Perjalanan rasanya masih terasa sangat jauh. Tapi siluet-siluet masa depan itu sudah samar-samar terlihat. Dan mimpi bukanlah tentang seberapa lama kita terlelap, tapi adalah saat kita bangun dan berikhtiar mewujudkannya. Tiap digit nilai-nilai yang terkumpul selama ini hanya akan berakhir sia-sia jika tanpa berkah di dalamnya. Dan berkah itu, kawan, bergantung dari cara kita meraihnya.

Di masa depan, ilmu yang ada harus kita pertanggungjawabkan. Tidak cukup hanya dengan memperlihatkan deretnya di KHS kita, sebaik apapun ia di sana. Dan pertanggungjawaban itu, bukan hanya di hadap manusia, tapi juga di hadapan Allah; seberapa jauh ilmu yang kita kumpul dengan begitu banyak pengorbanan ini, bermanfaat untuk kemajuan ummat?

Maka teriring salam semangat yang hangat kepada kawan yang sedang bergelut dengan penelitian, tugas akhir, skripsi, atau apapun namanya. Tembok penghalang selalu ada untuk meminta pembuktian; seberapa kuat usaha kita melaluinya. Maka teroboslah kawan, teroboslah! Ada cahaya di baliknya! ^_^

sumber gambar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)