Senin, 06 Desember 2010

Episode Hujan


Selalu ada yang disisakan hujan selain dedaunan yang basah.

Saat tiap rintiknya adalah panggilan alam bagi para survivor kehidupan. Bocah-bocah keluar dari rumah dengan payung lusuh, menemani menjemput rejeki malam itu. Berlari mengikuti peminjam payungnya, yang selanjutnya menyelipkan receh diantara jemari yang gemetar oleh dingin. Sesekali terus menyapa mereka yang sibuk melindungi ubun-ubun dari air hujan. “Payung, Teh?”

Selalu ada yang disisakan hujan selain pelangi

Saat bulirnya yang dingin memaksa seorang ayah memacu motor lebih cepat. Sementara ibu sibuk melindungi ananda dengan jaket biru muda. Tak setetes pun boleh menyentuh kulit buah hatinya. Sementara ia, tengah kuyup oleh guyuran hujan. Oooh, kasih ibunda.

Selalu ada yang disisakan hujan selain tanah yang becek

Waktu seorang lelaki kelabu menatap rintiknya dari balik kaca jendela. Mengulang kembali memori dengan wanita bermata teduh yang membersamainya di waktu yang lampau. Lalu pergi lebih dahulu, tanpa pernah dapat ia meminta jeda waktu. “Aku tidak menyangka,” ucapnya dengan lirih, dengan mata berkaca, “Perasaan antara dua manusia bisa sampai sedalam ini…”. Lalu ia pejamkan mata. Dengan beruntai doa, semoga di tempat yang lebih indah kelak keduanya berjumpa.

Episode hujan, tiap kita memiliki ceritanya.

(Desember 6, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)