Hallo, D!
How is life? Beberapa waktu ini, hidup sering membuat kita terkaget-kaget,
ya... Kita tidak sangka bahwa hidup bisa menjadi begitu semengagetkan dan
semenakjubkan ini.
Kau ingat betapa bersemangatnya kau di penghujung tahun lalu, D? Ya, saat
kau meretas-retas berbagai resolusi untuk 2015 dan menamai tahun ini sebagai ‘tahun
belajar’. Ya, banyak hal yang kau rencanakan akan kau pelajari di 2015. Belajar
dalam arti benar-benar serius belajar bersama teman-teman sekelas dan
guru-guru. Namun kita masih bersepakat bahwa jobdesc kita sebagai makhluk sudah jelas, bukan? Ya, kita ‘bermain’
pada batasan perencanaan, doa, usaha, dan tawakkal. Masalah apa yang terjadi
kemudian? Bukan sama sekali kewenangan kita. Dan selalu seperti itu, kita sadar
betul bahwa kita bahkan tidak pernah benar-benar secara tepat mengetahui
perihal apa yang paling baik untuk dunia kita, terlebih untuk akhirat kita.
Kita tak pernah benar-benar tahu, D. Sementara Allah Yang Maha Tahu.
D, apakah kau masih piawai menyembunyikan air mata? Atau mungkin
mengusapnya diam-diam, berupaya mengingat hal-hal yang lucu agar ia menguap
seketika. Tempo lalu, kau tertegun saat seseorang menyebutmu tak pernah hidup
susah. Well, jika makna hidup susah
hanya pada tataran sempit, mungkin memang tidak. Kau punya dua orang tua yang
selalu memastikan bahwa kau hidup dengan cukup nyaman dan menyenangkan;
setidaknya tidak pernah kelaparan atau kepanasan karena tidak punya tempat
berteduh. Namun, bukankah seperti setiap orang memiliki kesenangannya
masing-masing, maka demikian pula kita selalu punya kesusahan kita
masing-masing? Seseorang diberi nikmat di satu sisi dan mungkin diuji di sisi
yang lainnya. Semua orang seperti itu, dan kau pun.
Dan segala duka yang kau rasa hari ini, D, mungkin nanti akan kita kenang
bersama sambil tersenyum. Saat kita sadar justru itulah yang membentuk kita
menjadi manusia yang lebih kuat nanti. Justru itulah yang menjadi anak tangga
yang membawa kita ke tempat yang lebih tinggi. Segala kehilangan dan
rencana-rencana yang tidak tuntas itu, mungkin memang sudah seharusnya demikian
adanya. Sebab kita harus melalui jalan lain yang dipilihkanNya. Jalan lain yang
mungkin justru adalah jawaban atas doa-doa kita di masa lalu, hanya saja,
terkadang kita sendiri tak sadar pada bagaimana bentuk terbaik dari pengabulan
doa-doa itu.
Jika akhirnya kita tertakdir menghadapi hal-hal yang kita benci,
bersabarlah. Bukankah telah tertulis dalam kitab suci, bahwa memang terkadang
hal yang tidak kita sukai justru adalah yang terbaik untuk diri kita. Sebab
bahkan dua hal yang baik belum tentu cocok. Dan seperti air dingin dan air yang
panas, terkadang memang tercipta keselarasan saat keduanya berjumpa dan
menjelma hangat.
D, apa itu kebahagiaan?
Sebab hingga lelah ragamu, atau habis waktumu untuk menemukannya, tetap
saja tidak ada kebahagiaan yang absolut. Hidup ini seperti pilinan tambang yang
harus saling bergantian. Menyadari bahwa tidak ada kesedihan yang abadi adalah
memahami pula bahwa tiada pula kebahagiaan yang selamanya. Hidup yang senang-gembira
setiap saat ketika akhirnya berjumpa pangeran pujaan hati hanyalah ada di dongeng-dongeng
belaka. Tapi di dunia nyata, kita punya pilihan untuk syukur dalam nikmat dan
sabar dalam musibah. Tersebab dua hal itulah, Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam menyebut kita memiliki kehidupan yang ajaib, bukan?
D, menakjubkannya hidup ini, justru sebab kita terhijab dari masa depan.
Apa yang terjadi esok, dengan siapa kita berjumpa nanti, di mana kita
selanjutnya menghabiskan hidup, atau bagaimana jalan cerita yang selanjutnya
akan kita hadapi, masih saja tanda tanya, dan baru akan terjawab saat benar-benar
terjadi. Dan sebab itulah, kita selalu punya harapan dan kita masih punya ruang
untuk bermimpi. Kita merentang masa kini untuk menuntaskan semua sesal masa
lalu, sekaligus berupaya memperbaiki masa depan. Dan bukankah sebaik-baik
persiapan adalah siap untuk menuju kehidupan setelah mati, D? Ya, kita tahu apa
yang akan kita tuju, dan kita mengerti perihal apa yang harus kita persiapkan
kini. Negeri akhirat, D.
Makassar, 21 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)