Senin, 01 Februari 2010

Kakek Pengemis di Depan Toko

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Al-Isra’: 9 )”

Sudah cukup lama keluarga saya menjadikan toko itu sebagai tujuan saat akan belanja bulanan. Sejak jamannya si toko masih berbentuk sangat sederhana, hingga menjelma menjadi supermarket yang ramai pengunjung seperti saat ini. Sejak itu pula, kami selalu mendapati seorang kakek pengemis di depan toko itu.

Kakek itu berkaki buntung. Ia menjadikan karton-karton bekas sebagai alas duduknya, serta sebuah payung reyot yang ia gunakan untuk menghindari terik matahari atau rintik hujan. Di sanalah ia melakukan segala aktifitasnya. Makannya, tidurnya, dan saat ia mencoba meminta haknya yang dititipkan oleh Allah pada orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. Usianya sudah sangat uzur. Nampak jelas bahwa tak banyak yang dapat ia lakukan dengan keadaannya itu.

Sudah sejak lama pula kami selalu memperhatikan aktifitas si kakek saat kami berkunjung untuk berbelanja di toko itu. Kadang, kami dapati si kakek sedang sholat duduk di atas tumpukan kartonnya. Pemandangan itu terasa sangat kontras dengan nuansa duniawi yang begitu pekat di sekeliling beliau. Masya Allah…

Sudah sering kami menyaksikan pemandangan saat beliau shalat. Namun, hari ini untuk pertama kalinya saya menyaksikan pemandangan berbeda. Saya mendapati beliau sedang duduk di posisinya dengan keadaan memegang sebuah Al Qur’an berukuran besar yang sudah nampak sobek di sana-sini. Didekatkannya di matanya hingga hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. Diejanya tiap hurufnya dengan suara samar namun masih dapat terdengar di telinga saya.

Mata saya langsung berkaca menyaksikan pemandangan itu. Langsung teringat oleh saya majelis Al Qur’an yang sudah beberapa pekan ini tidak saya hadiri karena kesibukan merawat ibu yang sedang sakit. Ada yang rasanya menggelayut di dada tiap mengingat kembali sang kakek pengemis tua yang dengan matanya yang sendu meluangkan waktunya untuk menengadahkan wadah mengemisnya pada lalu lalang orang lewat dan memulai menyibukkan dirinya dengan ayat-ayat Al Qur’an ditengah keterbatasan hidup yang terus menggerogoti tiap jengkal tubuhnya.

Ah…, kakek pengemis… Dimana pula anak-anak dan sanak saudaramu… Saya selalu berharap Allah akan memudahkan hidupmu dan menjadikanmu termasuk hamba-hambaNya yang ikhlas menerima takdir dariNya. Termasuk dalam hamba-hambamu yang memperoleh syafa’at dari kitab suciMu, di hari akhir nanti. Hari dimana tak berguna lagi segala kedudukan di bumi!

`Aisyah Radhiallaahu anha meriwayatkan dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَليَهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ .
“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an sedang dia itu menjaganya maka dia bersama para malaikat yang mulya lagi taat dan orang yang membaca Al-Qur’an dan dia selalu berusaha terus padahal dia mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”

Teriring doa untuk Mudarrisahku, juga akhwat se-halaqoh tartilku.
Afwan belum bisa berkumpul dengan kalian…
Aku rindu mengeja ayat suci di majelis itu!

2 komentar:

  1. Masih sakit ibu de'? sakit apa? Syafaahallah.

    Mengaminkan do'a ade' jg tuk kakek pengemis.

    BalasHapus
  2. Iya kak, masih... Kata dokter, ada syaraf terjepit di bagian leher, makanya oleng terus. Katanya harus di operasi, tapi ibu tidak mau.

    Allah Maha Pengatur, hampir di setiap liburan panjang kuliah, ibu sakitnya kambuh, dan akan membaik menjelang kuliah kembali mulai. Mudah2an kali inipun begitu... doakan yah kak!

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)