Senin, 29 Juni 2020

Kabar atas Cinta

Jika ada satu hal yang saya pelajari dari safar-safar Bapak -rahimahullah, maka itu adalah tentang betapa telatennya Bapak mengabari Mamak dengan detail tentang hal-hal yang ia lalui dalam setiap perjalanannya. 

Saat perjalanan itu hanya antar daerah, maka setiap memasuki daerah baru, kami pasti akan mendapati kabar dari Bapak lewat pesan singkat, atau bahkan sambungan telepon. Apalagi saat safarnya menghajatkan perjalanan udara, maka siap-siaplah mendengar 'laporan'; sudah tiba di bandara, sudah di ruang tunggu, bersiap-siap boarding, alhamdulilah sampai bandara tujuan, dan seterusnya... 

Jika saya sedang dalam posisi menemani perjalanannya (tentu saja untuk membantu membawakan ransel, atau memijat betis, membantu packing, mengingatkan minum obat, dan memastikan bahwa oleh-oleh untuk semua orang rumah sudah aman), maka tidak jarang Bapak akan memberikan instruksi-instruksi semisal; "Kabari Mamakmu, kita sudah sampai di penginapan!". Dan jika saya dalam posisi bersama Mamak di rumah, maka saya pun bersiap mendengarkan berita-berita yang diterima Mamak dari Bapak yang tengah menjadi musafir. 

Perempuan, terutama ketika ia telah menjadi seorang istri maupun ibu, adalah sosok yang tak akan pernah lepas dari doa-doa untuk suami dan anak-anaknya, baik di kala dekat, maupun di kala jauh. Dan saya yakin, Bapak memahami konsep itu dengan sangat baik. Maka konsistensi beliau berkabar kepada sang istri saat mereka sedang tak bersama, saya pahami bukanlah atas keinginannya untuk didoakan keselamatannya dalam perjalanan -sebab Mamak pasti akan selalu melakukan itu. Maka satu-satunya alasan atas sikap itu saya tangkap semata-mata untuk memberikan rasa aman di hati Mamak, bahwa ia senantiasa baik-baik saja. Untuk melayangkan kabar yang sekilas nampak sepele saja, namun adalah cinta yang tersimpan di dalamnya. 

Dalam ketidakhadiran jasad saat kondisi mengharuskannya melaksanakan tugas di tempat-tempat yang jauh, nyatanya kami semua masih selalu bisa merasakan keberadaan Bapak yang akan mampu kami ketahui aktivitasnya di tempat lain, melalui kabar-kabar cinta itu. Kabar yang datang tanpa harus kami bertanya, sebab terkadang ada rasa khawatir jika pertanyaan itu akan mengganggu aktivitasnya. Maka tak heran, saat Bapak telah pergi untuk selamanya  -menyelesaikan tugasnya sebagai musafir di dunia, suatu waktu Mamak pernah berkata; ah, rasanya seolah-olah Bapakmu hanya sedang pergi keluar daerah saja, hanya sedang lupa memberi kabar seperti biasanya... 

Betapa penting untuk meletakkan ketenangan di hati orang-orang tersayang, bahkan dengan sesederhananya cara. Sebab kita tak pernah tahu, saat perpisahan datang, pelajaran apa yang masih selalu bisa kita kenang. 

30 Juni 2020
Sebab menulis tetangmu, adalah caraku menenangkan rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)