Kamis, 21 Maret 2013

Tahun-Tahun di Kampus Merah -Yang Tertinggal dan Yang Tersisa


Sebenarnya saya punya pilihan lain. Seorang kawan yang saya bersamai sejak tadi itu, tentu tidak akan keberatan jika saya menumpang motornya dari tempat parkir menuju masjid di Poltek –sebuah kampus di dalam area kampus Unhas. Tapi pada akhirnya saya lebih memilih untuk berjalan kaki saja, menyelinap diantara fakultas-fakultas, dengan satu tujuan; merasai kampus merah.

Mungkin jadi terkesan melankolis sekali, ya? Tapi tidak dapat saya pungkiri, hari-hari terakhir itu membuat saya kadang disergapi pikiran bahwa ternyata hanya tersisa sedikit sekali kebersamaan dengan kampus ini. Tentu akan menjadi perihal yang berbeda saat suatu hari nanti saya kembali bertandang ke sini, tapi tidak lagi dengan status sebagai salah satu mahasiswanya. Ya, tentu akan berbeda.

Dan momen wisuda kali ini pun juga begitu berbeda dengan wisuda sarjana sebelumnya. Saat wisuda sarjana dulu, saya lebih merasa seperti sedang mengikuti prosesi ‘naik kelas’. Saya sangat sadar, bahwa masa itu belumlah saat perpisahan. Sebagian besar dari kami akan kembali berkumpul dan belajar bersama di fakultas dan kampus yang sama, melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Maka wisuda profesi yang dihelat di hari kedua kali ini, benar-benar terasa sebagai titik akhir dari sebuah perjalanan dan kebersamaan. Dengan tahun-tahun yang telah terlalui dengan berbagai cerita di dalamnya.

wisuda hari ke-2, 21 Maret 2013


Tidak seperti sekolah-sekolah saya sebelumnya, ada yang tidak sama ketika saya berbicara tentang Unhas. Suatu hari, di awal-awal kuliah yang masih terasa sangat berat, saya bahkan mengernyitkan kening saat mendengar seorang senior yang telah lulus bercakap dengan saya, menceritakan betapa ia merindukan kampus ini. Dalam hati saya hanya berujar, “Bagaimana bisa dia merindukan tempat semacam ini?”

Kala itu, saya memang menganggap bahwa aktivitas ke kampus adalah suatu hal yang begitu membosankan. Kami harus ke kampus hampir setiap hari. Tidak peduli Sabtu dan Ahad, bahkan tidak peduli dengan hari libur nasional. Belum lagi bahwa selain aktivitas akademik, hampir tidak ada keterikatan lain antara saya dengan Unhas. Meski telah berstatus sebagai mahasiswi, hati saya tetap saja terpaut pada dunia putih abu-abu. Kegiatan-kegiatan lain yang saya lakoni dengan penuh semangat, justru berada di luar kampus. Maka tidak heran, jika saya sering menganggap, bahwa kampus ini bukanlah the place that i belong.

Suatu hari bahkan, saya pernah datang ke Ibu yang berbaring di sofa ruang tamu. Dengan wajah kusut setelah seharian kuliah dan praktikum, saya berkata pada beliau,

Saya mau berhenti kuliah di farmasi...

Ibu menatap saya. Berderet kalimat ia ucapkan. Namun hanya satu hal yang saya paham dan saya ingat, bahwa kata-kata yang saya ucapkan tadi, telah melukai hatinya. Sejak itu, saya berjanji tidak akan lagi mengulang perbuatan buruk tadi. 

Tapi, mendekati masa perpisahan dengan Unhas, membuat saya tidak dapat berdusta, bahwa begitu banyak hal yang telah terjadi di sini. Akan ada banyak hal yang saya tinggalkan, dan mungkin saya sisakan. Tidak semua sudut di kampus yang luas ini pernah saya jamah. Tapi beberapa tempat, jelas sekali telah meninggalkan kenangan yang kelak akan saya kenang; sebagai bagian dari masa lalu yang tak terelakkan.

Saya juga akan tetap terpesona pada semangat merah warisan Sultan Hasanuddin, seorang pahlawan nasional, Sang Ayam Jantan dari Timur yang namanya menjadi nama universitas ini. Semangat itu, dalam kadar yang berbeda-beda, saya yakin akan selalu ada dalam jiwa para mahasiswa di kampus ini. Juga fakta bahwa di luar sana ada begitu banyak orang yang dulu, sekarang, atau nanti telah menjadikan Unhas sebagai cita-citanya, namun ternyata tidak tertakdirkan demikian, mau tidak mau harus membuat saya mensyukuri keberadaan saya di sini.

@Aula Prof. Amiruddin FK Unhas

Saya sering berkata –mungkin dalam konteks menuliskannya, bahwa keberadaan saya di Unhas, terutama di Fakultas Farmasi tempat saya menghabiskan begitu banyak waktu, adalah satu hal yang terjadi tanpa pernah saya rencanakan sebelumnya (bahkan tanpa pernah sekalipun terpikirkan di masa lalu?). Segalanya seolah mengalir saja, persis seperti air yang membawa saya pada arus hanyutnya. Maka saat saya merasa berat, satu hal yang selalu saya dengungkan ke dalam hati sendiri adalah; sebab ini terasa tidak mungkin, maka pasti Allah punya rahasia yang lain. Saya percaya, segala ketakutan bermula dari ketidaktahuan. Dan rasa berat menjalani kehidupan, tidak lebih karena kita terhijab dari aneka hikmah yang mungkin belum tersibakkan. 

Untuk keberadaan saya bersama kampus merah, saya menganggap bahwa takdir ini adalah cara Allah untuk membawa saya pada beberapa hal. Tentunya agar saya belajar, memahami, dan menyelami ilmu farmasi yang awesome ini. Juga salah satunya, mungkin, agar saya bertemu dengan Ainun, dengan Tina, dengan Risma, dengan Lin, dengan Mardia, dengan Sri, dengan Kak Dina, dan dengan kawan-kawan di Mixtura07, juga rekan seangkatan di kelas Apoteker yang begitu luar biasa. Juga dengan banyak orang yang begitu baik dan bening hatinya. Yang dari mereka, saya belajar banyak hal.

Maka hari ini, dalam perjalanan menuju rumah, saya mencuri pandang ke arah bapak. Tentu tubuhnya terasa begitu lelah setelah seharian turut serta dalam prosesi wisuda dan penyumpahan apoteker tadi (salah satu momentum yang cukup menggetarkan yang pernah saya rasakan sepanjang hidup). Saya memejamkan mata sekejap. Membayangkan ibu yang di rumah mungkin sedang berbaring dengan mata berkaca –tentu sedih sebab sekali lagi tidak dapat turut serta pada hari yang sangat penting dalam hidup anaknya. Ah, betapa saya mencintai perempuan dan lelaki itu. Dan memang, jika ada satu hal yang membuat saya terus bertahan di sepanjang tahun-tahun di kampus merah ini; itu adalah mereka.

And i will miss you...


Makassar, 21 Maret 2013

Di hari wisuda dan penyumpahan apoteker

Teriring doa dan ucapan selamat kepada segenap yang berbahagia di hari wisuda ini dan kemarin. Semoga ilmunya bermanfaat untuk ummat. Barakallahu fiikum... :)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)