Sebenarnya saya punya pilihan
lain. Seorang kawan yang saya bersamai sejak tadi itu, tentu tidak akan
keberatan jika saya menumpang motornya dari tempat parkir menuju masjid di
Poltek –sebuah kampus di dalam area kampus Unhas. Tapi pada akhirnya saya lebih
memilih untuk berjalan kaki saja, menyelinap diantara fakultas-fakultas, dengan
satu tujuan; merasai kampus merah.
Mungkin jadi terkesan melankolis
sekali, ya? Tapi tidak dapat saya pungkiri, hari-hari terakhir itu membuat saya
kadang disergapi pikiran bahwa ternyata hanya tersisa sedikit sekali kebersamaan
dengan kampus ini. Tentu akan menjadi perihal yang berbeda saat suatu hari
nanti saya kembali bertandang ke sini, tapi tidak lagi dengan status sebagai
salah satu mahasiswanya. Ya, tentu akan berbeda.
Dan momen wisuda kali ini pun
juga begitu berbeda dengan wisuda sarjana sebelumnya. Saat wisuda sarjana dulu,
saya lebih merasa seperti sedang mengikuti prosesi ‘naik kelas’. Saya sangat
sadar, bahwa masa itu belumlah saat perpisahan. Sebagian besar dari kami akan
kembali berkumpul dan belajar bersama di fakultas dan kampus yang sama,
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Maka wisuda profesi yang dihelat
di hari kedua kali ini, benar-benar terasa sebagai titik akhir dari sebuah
perjalanan dan kebersamaan. Dengan tahun-tahun yang telah terlalui dengan
berbagai cerita di dalamnya.
wisuda hari ke-2, 21 Maret 2013 |
Tidak seperti sekolah-sekolah
saya sebelumnya, ada yang tidak sama ketika saya berbicara tentang Unhas. Suatu
hari, di awal-awal kuliah yang masih terasa sangat berat, saya bahkan mengernyitkan
kening saat mendengar seorang senior yang telah lulus bercakap dengan saya,
menceritakan betapa ia merindukan kampus ini. Dalam hati saya hanya berujar, “Bagaimana bisa dia merindukan tempat semacam
ini?”
Kala itu, saya memang menganggap
bahwa aktivitas ke kampus adalah suatu hal yang begitu membosankan. Kami harus
ke kampus hampir setiap hari. Tidak peduli Sabtu dan Ahad, bahkan tidak peduli
dengan hari libur nasional. Belum lagi bahwa selain aktivitas akademik, hampir
tidak ada keterikatan lain antara saya dengan Unhas. Meski telah berstatus
sebagai mahasiswi, hati saya tetap saja terpaut pada dunia putih abu-abu.
Kegiatan-kegiatan lain yang saya lakoni dengan penuh semangat, justru berada di
luar kampus. Maka tidak heran, jika saya sering menganggap, bahwa kampus ini bukanlah the place that i belong.
Suatu hari bahkan, saya pernah
datang ke Ibu yang berbaring di sofa ruang tamu. Dengan wajah kusut setelah
seharian kuliah dan praktikum, saya berkata pada beliau,
“Saya mau berhenti kuliah di farmasi...”
Ibu menatap saya. Berderet
kalimat ia ucapkan. Namun hanya satu hal yang saya paham dan saya ingat, bahwa
kata-kata yang saya ucapkan tadi, telah melukai hatinya. Sejak itu, saya
berjanji tidak akan lagi mengulang perbuatan buruk tadi.
Tapi, mendekati masa perpisahan
dengan Unhas, membuat saya tidak dapat berdusta, bahwa begitu banyak hal yang
telah terjadi di sini. Akan ada banyak hal yang saya tinggalkan, dan mungkin
saya sisakan. Tidak semua sudut di kampus yang luas ini pernah saya jamah. Tapi
beberapa tempat, jelas sekali telah meninggalkan kenangan yang kelak akan saya
kenang; sebagai bagian dari masa lalu yang tak terelakkan.
Saya juga akan tetap terpesona
pada semangat merah warisan Sultan Hasanuddin, seorang pahlawan nasional, Sang
Ayam Jantan dari Timur yang namanya menjadi nama universitas ini. Semangat itu,
dalam kadar yang berbeda-beda, saya yakin akan selalu ada dalam jiwa para
mahasiswa di kampus ini. Juga fakta bahwa di luar sana ada begitu banyak orang
yang dulu, sekarang, atau nanti telah menjadikan Unhas sebagai cita-citanya,
namun ternyata tidak tertakdirkan demikian, mau tidak mau harus membuat saya
mensyukuri keberadaan saya di sini.
@Aula Prof. Amiruddin FK Unhas |
Saya sering berkata –mungkin
dalam konteks menuliskannya, bahwa keberadaan saya di Unhas, terutama di
Fakultas Farmasi tempat saya menghabiskan begitu banyak waktu, adalah satu hal yang
terjadi tanpa pernah saya rencanakan sebelumnya (bahkan tanpa pernah sekalipun terpikirkan di masa lalu?). Segalanya
seolah mengalir saja, persis seperti air yang membawa saya pada arus hanyutnya.
Maka saat saya merasa berat, satu hal yang selalu saya dengungkan ke dalam hati
sendiri adalah; sebab ini terasa tidak
mungkin, maka pasti Allah punya rahasia yang lain. Saya percaya, segala
ketakutan bermula dari ketidaktahuan. Dan rasa berat menjalani kehidupan, tidak
lebih karena kita terhijab dari aneka hikmah yang mungkin belum tersibakkan.
Untuk keberadaan saya bersama
kampus merah, saya menganggap bahwa takdir ini adalah cara Allah untuk membawa
saya pada beberapa hal. Tentunya agar saya belajar, memahami, dan menyelami
ilmu farmasi yang awesome ini. Juga salah
satunya, mungkin, agar saya bertemu dengan Ainun, dengan Tina, dengan Risma,
dengan Lin, dengan Mardia, dengan Sri, dengan Kak Dina, dan dengan kawan-kawan
di Mixtura07, juga rekan seangkatan di kelas Apoteker yang begitu luar biasa.
Juga dengan banyak orang yang begitu baik dan bening hatinya. Yang dari mereka,
saya belajar banyak hal.
Maka hari ini, dalam perjalanan
menuju rumah, saya mencuri pandang ke arah bapak. Tentu tubuhnya terasa begitu
lelah setelah seharian turut serta dalam prosesi wisuda dan penyumpahan apoteker
tadi (salah satu momentum yang cukup
menggetarkan yang pernah saya rasakan sepanjang hidup). Saya memejamkan
mata sekejap. Membayangkan ibu yang di rumah mungkin sedang berbaring dengan
mata berkaca –tentu sedih sebab sekali
lagi tidak dapat turut serta pada hari yang sangat penting dalam hidup anaknya.
Ah, betapa saya mencintai perempuan dan lelaki itu. Dan memang, jika ada satu
hal yang membuat saya terus bertahan di sepanjang tahun-tahun di kampus merah
ini; itu adalah mereka.
And i will miss you... |
Makassar, 21 Maret 2013
Di hari wisuda dan penyumpahan apoteker
Teriring doa dan ucapan selamat kepada segenap yang berbahagia di hari wisuda ini dan kemarin. Semoga ilmunya bermanfaat untuk ummat. Barakallahu fiikum... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)