Jumat, 08 Juni 2012

Catatan Sebelum Tidur (Lagi)

Ada yang mengagumi merdu rintik hujan, juga rembulan yang tidak lagi purnama. Mungkin, baginya itu adalah penawar lelah atas setiap sibuk yang datang kapan saja dan dari mana saja. Saat satu pekerjaan selesai, lalu perkerjaan yang lain turut menuntut untuk pula diselesaikan. Lelah pun seolah seperti kawan lama yang telah terpisah jarak dan waktu lalu kembali berjumpa; memeluk dengan erat. 


Ada ingatan yang terus saja muncul tanpa permisi. Kadang kemudian menjelma menjadi bentuk nyata pada tiap lembaran hari-hari. Pertemuan-pertemuan yang tidak terduga. Juga mimpi-mimpi yang terasa aneh di awalnya, namun juga selalu menyisakan ingatan saat terjaga. Jangan tergesa menyebutnya sebagai pertanda. Mungkin, itu hanya sekadar bunga-bunga tidur saja.

Hari ini, rasanya tiap detik yang beranjak adalah langkah menuju jalan keluar dari lingkaran. Apakah semakin dekat waktunya untuk memulai kehidupan yang 'sebenarnya'?


Tapi janganlah risau. Jika benar-benar keimana kepada takdir itu masih berada di jiwa, maka bukankah setiap yang terjadi adalah yang terbaik bagiNya? Lalu apa lagi yang harus dikhawatirkan? 


*Di hadapan jendela yang menganga, 8 Juni 2012
*pasca serangan ujian bertubi-tubi -__-"

Ibu, anakmu bertemu dengan banyak orang-orang dengan kecerdasan yang 'tidak kira-kira'. Karena itukah bertahun yang lalu kau memaksa anakmu untuk berada di sana?
Ibu, anakmu sering duduk di bangku paling depan saat ujian berlangsung. Bukan sebab anakmu selalu belajar lebih banyak dan paling mengetahui materi ujian daripada kawan-kawan yang lain. Tapi, sebab duduk di belakang sana nampaknya berkonsekuensi pada ujian yang lebih berat. Jauh lebih berat dari soal-soal yang susah sekali pun.
Ibu, tapi anakmu hingga kini masih bertanya-tanya; apakah ujian-ujian ini memang hanya sekadar formalitas tanpa makna?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)