Selasa, 08 Mei 2012

Sweeping Kini, Sweeping Nanti

Senja masih muda. Menara masjid baru saja melantunkan panggilan kemenangan untuk waktu Ashar, saat saya turun dari sebuah angkutan kota dan mengganti tumpangan dengan 'jet coaster jalanan' (baca: bentor, hehehe...). Saya masih asyik menikmati langit sore yang lumayan mengembalikan sari-sari kehidupan yang tadi berhamburan di perjalanan bersama angkot (maaf, lebay :p). Namun, meski rumah saya belum nampak, pak supir bentornya (eh, betul tidak yah kalau disebut 'supir'? :\) meminggirkan kendaraan itu, lalu berhenti. 

"Aih... ada sweeping di depan... Ini bentor tidak ada STNK-nya..." ujarnya kemudian. 

Hmm..., kejadian seperti ini telah beberapa kali saya alami. Sore-sore begini memang di jalanan menuju rumah saya, seringkali digelar sweeping oleh Pak Polisi demi mengecek kelengkapan para pengguna jalan. Dan sayangnya, bentor yang saya tumpangi kebanyakan tidak lengkap dengan itu semua. 

Beberapa pengendara lain juga nampak senasib dengan saya. Beberapa dari mereka memilih untuk turut meminggirkan kendaraannya dan menunggu hingga entah kapan. Sisanya, berbalik arah dan mencoba menemukan jalan lain yang entah dimana. Sedangkan saya, pada akhirnya memilih untuk turun dari bentor dan membayarkan ongkos yang telah disepakati sebelumnya. Ah, tentu kasihan juga jika bentor ini akhirnya ditilang. Toh, cuaca sore ini cukup mendukung untuk berjalan kaki, sudah tidak pula terlampau jauh jarak yang harus saya tempuh. 

Kejadian ini membuat saya teringat pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Dârimî; "Mintalah fatwa pada hatimu, kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah."

Ya, kesalahan memang menggelisahkan. Layaknya pengendara tanpa STNK atau SIM yang menjadi 'galau' dengan keberadaan Pak Polisi yang lagi sweeping itu. Hingga, mereka mungkin harus menunggu cukup lama hingga sweeping selesai, atau memutar lebih jauh agar tidak terjaring tilang. 

Maka benarlah sabda Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam itu: Istafti qablak! Minta fatwa pada hati. Sebab hati kecil yang sesuai fitrah, akan menunjuki pada jalan kebenaran, dan memberi sinyal pada setiap laku keburukan. 

Lalu sweeping itu pula membuat saya terbayang pada 'sweeping-nanti'... Ya, hari pembalasan, saat kita pun diperiksa atas semua amal perbuatan. Saat ternyata ada 'pelanggaran' yang telah kita lakukan, maka tidak ada lagi kemungkinan untuk menunda pemeriksaan, apalagi mencari jalan lain yang bebas dari pertanggungjawaban. Kita pada akhirnya harus menghadapinya. Atas semua kelalaian kita akan perintah, dan juga ketidakpatuhan kita kepada hal-hal yang telah jelas dilarang. Tidak bisa lagi ngeyel, apalagi 'atur damai'. 

Maka ya, layaknya pengendara yang baik, yang selalu bersiap dengan kelengkapannya agar tidak ditilang dan siap disweeping kapan saja. Kita pun agaknya masih punya kesempatan untuk mempersiapkan diri, agar kelak dapat siap pula menghadapi hari itu; hari dimana hanya ada hisab, dan tidak ada lagi amalan. Wallahu a'lam. 

Rifa'ah'sWritingZone, 8 Mei 2012

2 komentar:

  1. sweeping nanti...takut jika membayangkannya...
    matahari tinggal sejengkal, tidak ada yg tersembunyi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, semoga kita bisa menyiapkan diri...

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)