Rabu, 25 Agustus 2010

Kita yang Mengaku Perindu Syurga


masih bisakah kita katakan itu,
saat tidur ternyata telah terlampau lelap
padahal kita mengaku saudara mereka
yang merinding takut oleh desing senapan
atau yang kedinginan di tenda pengungsian

mudah kita mengaku merindukan syurga
padahal berapa banyak ujub yang kita bawa saat bertemu denganNya
berapa banyak sujud yang tak ikhlas
sementara lidah terlalu tergesa mengeja ayat
mengejar setoran

dengan apa kita ingin masuk syurga?
dengan hardikan yang teralamat pada mereka yang masih bersyahadat
dengan tatap mata tajam pada sesama umat Muhammad?
atau dengan saling cerca tak berujung
berakhir dengan debat kusir yang tanpa akhir
sibuk merutuki kelam
padahal hatinya tak kalah temaram

sementara sibuk dengan ruku'nya yang panjang
di belakang,
ayah dan ibu meminta di kuburan
orang-orang tak lagi kenal Tuhan
lalu berharap perubahan
tapi tetap duduk diam

yang mengaku perindu syurga
berjalan terus masanya'
tak ada yang akan menantinya
dan derap-derap waktu terdengar begitu nyata
siap menggilas mereka dan mengantar pada alam selanjutnya
yah, seharusnya ini tidak cukup dengan rasa rindu saja!
(Agustus, 26 '10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)