kita tentu telah tahu/ bahwa seberapa besar pun kita mau/ maka semesta tak dapat berbuat apa-apa/ tanpa kehendakNya/ maka cukup kau rapatkan jaket yang menghangatkan tubuhmu/ lalu akan kupandangi langit yang juga menaungimu itu/ kau mungkin tidak tahu/ betapa aku telah belajar banyak dari masa lalu/ sehingga tidak lagi tergesa-gesa dalam langkah/ dalam memperlihatkan luka/ adakah juga kau memilikinya/ saat kuhirup udara pagi yang begitu segar hari itu/ lalu kau mungkin akan bingung mengapa tak ingin kujeda tiap kalimat ini dengan titik di penghujungnya/ mungkin sebab aku tidak ingin/ mengakhiri ini/ hingga saatnya tiba/ tepat/ saat semuanya memang harus mencapai titiknya sendiri/ kupikir/ kita memang telah sama-sama menyimpan luka/ luka yang tidak pernah jadi ia lihat/ lukamu aku tak tahu/ kapan pula ia akan sembuh/ tapi ada benang-benang merah yang masih dapat kulihat persambungannya/ padamu/ pada lukamu yang masih kau pelihara itu/ kataku/ yang kemarin itu hanyalah pelajaran/ agar aku semakin mengerti/ bahwa sebesar apapun aku ingin/ semesta tidak dapat berbuat apapun/ tanpa kehendakNya.
Mengikat makna yang terburai di setiap detik waktu. Karena kita terlampau cepat melangkah dan kadang tak ada waktu menengok kembali jejak yang telah tersisa sebelumnya. Bacalah, maka sejatinya kita sedang berbincang.
Rabu, 08 Februari 2012
slash!
kita tentu telah tahu/ bahwa seberapa besar pun kita mau/ maka semesta tak dapat berbuat apa-apa/ tanpa kehendakNya/ maka cukup kau rapatkan jaket yang menghangatkan tubuhmu/ lalu akan kupandangi langit yang juga menaungimu itu/ kau mungkin tidak tahu/ betapa aku telah belajar banyak dari masa lalu/ sehingga tidak lagi tergesa-gesa dalam langkah/ dalam memperlihatkan luka/ adakah juga kau memilikinya/ saat kuhirup udara pagi yang begitu segar hari itu/ lalu kau mungkin akan bingung mengapa tak ingin kujeda tiap kalimat ini dengan titik di penghujungnya/ mungkin sebab aku tidak ingin/ mengakhiri ini/ hingga saatnya tiba/ tepat/ saat semuanya memang harus mencapai titiknya sendiri/ kupikir/ kita memang telah sama-sama menyimpan luka/ luka yang tidak pernah jadi ia lihat/ lukamu aku tak tahu/ kapan pula ia akan sembuh/ tapi ada benang-benang merah yang masih dapat kulihat persambungannya/ padamu/ pada lukamu yang masih kau pelihara itu/ kataku/ yang kemarin itu hanyalah pelajaran/ agar aku semakin mengerti/ bahwa sebesar apapun aku ingin/ semesta tidak dapat berbuat apapun/ tanpa kehendakNya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Jika kamu berkenan meninggalkan jejak di kolom komentar, lebih baik lagi :)